Sabtu, 26 Juli 2008

Fenomena Tentara Gadungan VS Polisi Gadungan

Kisah Tentara Gadungan
Menjadi tentara gadungan merupakan jalan pintas yang akhir-akhir ini dilakukan sebagian orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang memilih menjadi tentara gadungan.
Pertama, menjadi tentara gadungan karena cita-cita menjadi tentara sungguhan tidak tercapai. Dengan berpakaian tentara dalam kehidupan sehari-hari, paling tidak citranya di masyarakat sebagai tentara sudah diperoleh. Praktek menjadi tentara gadungan itu berhenti hanya sebatas untuk gaya-gayaan saja.
Namun, ada orang yang ingin menjadi tentara gadungan untuk memuluskan bisnis ilegal. Berlindung dibalik baju tentara dan atribut kepangkatan, orang yang melihatkan akan segan sehingga bisnis ilegal yang dilakukan aman. Karena pengalaman menunjukkan, sebagian orang segan berurusan dengan tentara.
Ada kisah seorang tentara gadungan di Jakarta bernama Eka Supriyatna yang tertangkap oleh aparat polisi beberapa hari lalu karena jual beli senjata ilegal. Untuk memuluskan usahanya, Eka tidak tanggung-tanggung nekad menyamar menjadi tentara gadungan dari satuan Kopassus.
Apa yang terlintas dalam pikirannya? Kita pasti bisa menebaknya. Eka menyamar sebagai tentara untuk melindungi diri agar bisnis senjata ilegalnya aman dari jangkauan petugas atau polisi.
Lain lagi kisahPupus sudah harapan tentara gadungan ini untuk menikah dengan wanita pujaannya.


Pemuda pengangguran ini, Selasa ditangkap Polres Oku Timur, karena mengaku sebagai anggota TNI AL berpangkat Sersan Satu.

Dengan memakai seragam TNI AL, M Rozid,32, diringkus polisi saat mendampingi orangtuanya melaporkan suatu kejadian ke Polsek Peliung.

Polisi yang menerima pengaduannya, curiga saat dia menyebut-nyebut nama kesatuannya. Setelah dicecar lebih jauh, dia kebingunan menjawabnya dan terbongkarlah kedok M Rozid.

Tanpa kesulitan pemuda warga Desa Kumpul Mulya, Kecamatan Martapura, Sumetera Selatan ini dijebloskan ke dalam sel. “Dia mengaku sebagai anggota TNI AL untuk memperdayai wanita yang hendak dipersuntingnya, padahal dia pengangguran,” ungkap Kapolres Oku Timur AKB Yosi Haryono didampingi Kasatreskrim AKP Surachman.

Berita tertangkapnya M.Rozin ini, membuat keluarga Ida Riyani,21, calon istrinya terkejut. Maklum, undangan sudah disebar dan pesta pernikahan sudah disiapkan, namun calon mempelai pria diringkus polisi.

“Padahal selama ini dia mengaku anggota TNI,” kata salah seorang kerabat Ida Riyani. Malu mengetahui calon suaminya ditangkap polisi, keluarga besar Ida Riyani membatalkan rencana pernikahanan tersebut.

Membaca dua kisah itu, agaknya bisa dijadikan bahan aparat, terutama dari Polisi Militer untuk selalu waspada dan giat melaksanakan operasi atribut militer yang dipakai oleh orang umum yang tidak berhak memakainya, agar tidak disalahgunakan sehingga merugikan dan merusak citra TNI.
Operasi atribut militer tidak hanya dilakukan di jalan raya saja. Tetapi toko-toko penjual pakaian militer juga harus ditertibkan karena toko pakaian militer tersebut memiliki andil besar dalam kasus orang menjadi tentara gadungan. Sebab, banyak toko dalam menjual pakaiannya secara bebas kepada siapa saja yang membutuhkan, pembeli tidak pernah ditanya dari satuan mana, apalagi melihat kartu anggota dari pembeli tidak pernah dilakukan.
Prinsip bagi bagi penjual adalah dangan laku untuk dijual. Hal itu harus menjadi perhatian utama dari aparat terkait yaitu TNI dan Polri.

0 komentar: